Sabtu, 09 September 2017

PERSPEKTIF SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Edit Posted by with No comments
PERSPEKTIF SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de Velde dan Degoulet, 2003):
A.    Perspektif Fungsional
B.     Perspektif arsitektur teknologi
Dua perspektif ini bersifat generic dan tidak hanya berlaku untuk system Informasi Kesehatan saja, tetapi juga untuk system informasi lainnya.Secara umum system informasi Kesehatan yang dikembangkan bertujuan untuk (Hannah et al,. 2006):
A.    Mengurangi redundansi data
C.     Menyediakan data yang berkualitas
D.    Memelihara integritas data
E.     Melindungi keamanan data
F.      Memudahkan antarmuka dengan kemajuan teknologi
G.    Memudahkan akses ke data yang terintegrasi
 1. Perspektif Fungsional
Secara fungsional Sistem Informasi Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam system Informasi, yaitu Sistem informasi rumah sakit, system informasi kesehatan public, dan system informasi klinis.
a.       Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut catanan Van de Velde dan Degoulet (2003),  Sistem Informasi Rumah Sakit di negara-negara maju, terutama Amerika, dikembangkan sejak tahun 1960an. Pada tahap awal kemunculannya, Sistem Informasi Rumah Sakit telah menggabungkan fungsi adminsitratif dan medis. Meski demikian, tidak jarang focus awal pengembangan Sistem Informasi, baik yang diaplikasikan di bidang kesehatan maupun dibidang lain, dimulai pada urusan keuangan. Pada tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi proses, yang sebelumnya mengadalkan manusia yang potensi kesalahannnya besar, digantikan dengan Sistem Informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan menghemat waktu dalam pelayanan

b.      Sistem Informasi Kesehatan Publik
Sistekm Infromasi kesehatna Publik muncul karena tuntunan akan integrasi informasi yang tersebar. Perkembangan bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada professional kesehatna public adalah kunci pembuka potensi Sistem Informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik. Jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis di lingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit pun, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) masuk dalam ranah Sistem Informasi Ini

c.       Sistem Informasi Klinis
Tujuan utama pembuatan Sistem Informasi Klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas sehari-hari. Sistem Informasi Klinis tidak hanya membantu dokter dalam menagani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem informasi klinis dapat didukung dengan sistem pendukung kepututsan, yang di antaranya membantu dalam diagnose penyakit dan menentukan tindakan medis.

2. Perspektif Arsitektur Teknologi
Pada era teknologi yang semakin lebih dekat kea rah mobilitas pengguna, tiga pengembangan terpenting dalam system informasi kesehatan adalah pengembangan system informasi berbasis pada kompinen objek, system terdistribusi, dan teknologi mobile.
a.       Sistem informasi Berbasis Komponen Objek
Teknologi berbasis pada komponen objek mengubah paradigm tegnologi berbasis pada perpindahan data (data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses penyelesaian masalah. Dengan basis pada komponen objek, memungkinkan aturan bisnis, kebijakan, dan berbagai macam peraturan yang lain diintegrasikan ke dalam system informasi. Komponen merupakan unit dari software  yang membangun keseluruhan system. Setiap komponen merupakan proses tersendiri yang memiliki masukan dan atau keluaran. Pengembangan Sistem Informasi kesehatan berbasi objek memungkinkan system dikembangkan secara modular (berbasis pada komponen) yang memungkinkan proses penambahan fitur dan fungsionalitas secara lebih mudah di masa depan. Setiap modul akan memiliki property, dan memiliki method yang dipergunakan untuk memanipulasi property yang dia miliki untuk diberikan output sesuai yang diinginkan.

b.      Sistem terdistribusi
Dalam era keterbukaan dan era keterhubungan maka diperlukan mekanisme yang ddapat menghubungkan antar satu system dengan system yang lain. Proses keterhubungan ini menjadi kompleks ketika tiap dibangun dengan platform dan system yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah rumah sakit dapat melayani proses booking kamar pasien secara online dan melayani pembayaran tagihan rumah sakit melalui internet banking. Setiap system yang terkait, yakni system informasi rumah sakit, system perbankan yang melayani pembayaran, dan user interface pembayaran, harus terhubung dengan mekanisme yang memungkinkan mereka bertukar data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut.
Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan web, CORBA, DCOM, dan web services. Dengan menggunakan system terdistribusi, data akan dikirimkan ke antar system yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan computer. Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan intteraksi dari berbagai kkomponen, yakni objek data, objek aplikasi, dan user interface.
c.       Mobile Communication
Saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA (personal digital assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan system informasi kesehatan dipergunakanj oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung secara langsung dengan system. System ini memungkinkan akses terhadap sistem informasi kesehatan secara remote maupun secara llokal baik dari sisi administrator maupun pengguna sevara umum (regular user) Sistem informasi kesehatan dapat diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer seperti SMS, MMs, atupun dapat berupa apliikasi yang diinstal diperangkat sperti handphone ataupun PDA dengan teknologi seperti java mobile, Symbian atau PocketPC application. Aplikasi mobile ini dapat diintegrasikan dengan konsep sistem terdistribusi.
Dengan sistem yang diintegrasikan, pengguna akan dimudahkan untuk mengakses data-data kesehatan yang mereka miliki tanpa harus dating kelokasi. Sebagai contoh, seorang pasien yang melakukan cek darah di sebuah laboratorium, akan segera mendapatkan hasilnya dua jam kemudian, dan hasil ini dapat diakses dengan menggunakan internet. Pada contoh lain, seorang dokter dapat langsung terhubung dengan rekam medis seorang pasien dengan menggunakan PDA yang terhubung dengan sistem jaringan yang ada dalam rumah sakit yang bersangkutan. Bahkan ketika antar rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan yang lain, melalui sistem terdistribusi salah satunya, seorang petugas rekam medis dirumah sakit sebelumnya dari seorang pasien rujukian pun sudah dapat segera diakses, untuk kemudian diberikan penanganan yang tepat.








REFERENSI
http://metacollis.blogspot.co.id/ Diakses Tanggal 10 September 2017 Pukul 13.26 Wita



0 komentar:

Posting Komentar